Wisata Sejarah Makam Rang Kayo Hitam Yang Masih Satu Lokasi Tempat Tugas drg Wanni

Rang kayo Hitam merupakan seorang raja Melayu Jambi&Yang benar-benar pemberani dan sakti, selagi pemerintahan kerajaan dibawah kepemimpinan kakaknya Rang kayo Pingai, Rangkayo Hitam dulu mencegat upeti yang dikirimkan kakaknya kepada kerajaan Mataram yang sementara tersebut Kerajaan Melayu Jambi merupakan tempat jajahan kerajaan Mataram. Upeti tersebut berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, gara-gara beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan bukan tunduk kepada Kerajaan manapun..

Keris Siginjai terbuat berasal dari bahan-bahan berupa kayu, emas, besi dan nikel. Keris Siginjai jadi pusaka yang dimiliki secara turun temurun oleh Kesultanan Jambi. Selama 400 tahunan keris Siginjai bukan sebatas sebatas lambang mahkota kesultanan Jambi, namun juga sebagai lambang pemersatu masyarakat Jambi. Sultan paling akhir yang memegang benda kerajaan tersebut adalah Sultan Achmad Zainuddin terhadap awal abad ke 20.




Keris Siginjai terbuat berasal dari bahan-bahan berupa kayu, emas, besi dan nikel. Keris Siginjai jadi pusaka yang dimiliki secara turun temurun oleh Kesultanan Jambi. Selama 400 year keris Siginjai bukan cuman hanyalah lambang mahkota kesultanan Jambi, tetapi juga sebagai lambang pemersatu masyarakat Jambi. Sultan paling akhir yang memegang benda kerajaan tersebut adalah Sultan Achmad Zainuddin terhadap awal abad ke 20.

Siginjai Keris is a symbol of the imperial crown jambi,
Mendengar adanya gejolak di Kerajaan Melayu Jambi yang bukan mau mengirimkan upeti ke Kerajaan Mataram dan berkenaan adanya seorang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggegalkan Upeti itu, maka Raja Mataram merencanakan akan melaksanakan penyerangan ke kerajaan Melayu yang disebut agresi Pamalayu dan langsung memerintahkan seorang empu untuk memicu suatu keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam.



Mendengar hal itu, Rang kayo Hitam berangkat menuju Kerajaan Mataram untuk menggagalkan planning itu. Di area mataram Rangkayo Hitam bertemu bersama seorang empu yang tengah membawa dampak keris. Rangkayo Hitam bertanya kepada empu untuk siapa keris itu, empu itupun menjelaskan bahwa keris itu untuk Raja Mataram yang katanya akan digunakan untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Rangkayo Hitam, kala tersebut empu juga menjelaskan bahwa keris itu dibuat berasal dari tujuh macam besi yang diawali oleh huruf P, dan akan paripurna bila sudah dimandikan di tujuh muara..

Rang kayo Hitam pun sementara tersebut juga merebut keris itu berasal dari tangan sang empu, dan mengatakan bahwa dialah Rang kayo Hitam. Empu itupun pada akhirnya tewas di tangan Rangkayo Hitam. Sehabis memperoleh keris, Rangkayo Hitam langsung lagi ke Kerajaan Melayu untuk menyiapkan segala sesuatu terkecuali nanti kerajaan Mataram menjadi menyerang dan langsung ia menyempurnakan keris itu di tujuh muara.. Sampai keris itu jadi senjata sakti bagi Rang kayo Hitam.

Rang kayo Hitam kerap meletakkan keris itu di sanggul rambutnya supaya orang-orang kerap menyebutnya bersama julukan “Ginjai” yang signifikan tusuk konde. Hingga selanjutnya keris itu diberi sebutan Keris Siginjai.

Menurut cerita warga Berbak, tiga makam yang tersedia di daerah tersebut adalah makam Orang Kayo Hitam beserta istri dan pengawalnya. Makam tersebut berjarak kurang lebih 25 meter berasal dari bibir Sungai Batanghari. Sebelum dipugar oleh Pemprov Jambi, makam terlihat angker dan menyeramkan. Di atas makam berdiri pohon beringin amat besar dan rindang. Lebih-lebih tersedia mitos yang beredar di rakyat, kapal yang melintas makam mesti berkunjung jika bukan mengidamkan berjalan bahaya.

Semenjak sebagian year lalu, makam itu jadi objek wisata religius. Tidak cuman warga Jambi, tak terhitung warga berasal dari luar provinsi yang singgah untuk jelas sejarahya. Berasal dari Kota Jambi menuju Desa Simpang, Kecamatan Simpang, lebih-tidak cukup 50 kilometer.



Makam tersebut tampak berbeda berasal dari makam umumnya. Panjang makam tersebut 4,8 meter, Itulah makam Raja Melayu Jambi 1500—1515.

Ketika kami berlayar di sepanjang Sungai Batanghari di Jambi jatuh di dekat desa Simpang, Rantau Rasau di area di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, kami menemukan berlimpah orang mengunjungi dan menawarkan menghormati mereka di kuburan Orang Kayo Hitam kudus.
Di arah timur bahari kota Jambi, di distrik Sekernan, kira-kira 25 Kms berasal dari kota, suatu kompleks candi, Candi Muara Jambi terletak.kompleks ini terdiri berasal dari sebagian candi layaknya candi Astono, candi Tinggi, candi Gumpung, candi Kembar Batu, candi Gedong, candi Kedaton candi Koto Mahligai dan. tersedia suatu kolam yang digunakan untuk mandi raja dekat candi Gumpung, yaitu Telago Rajo.

Raja Mataram marah dan menyuruh seorang pengrajin keris master untuk menempa keris spesiļ¬k bersama daya ilahi untuk membunuh Orang Kayo Hitam.&Nbsp;Tidak cuman tersebut kebijaksanaan-nya, keadilan-nya, Orang Kayo Hitam dikenal di semua kerajaan juga punya luar biasa daya supranatural dan ilahi.

Ketika intelijen melaporkan perihal apa yang berjalan di Mataram, Orang Kayo Hitam segera oleh dirinya sendiri untuk melacak kerajinan keris master di negeri asing. ia merebut keris dan membunuh empu, yang dikelilingi dan dilindungi oleh tentara Mataram.&Nbsp;Dia berlari mengamuk hingga raja Mataram takut murka Orang Kayo Hitam menyerukan gencatan senjata dan disegel perjanjian perdamaian dan mengakui kerajaan Melayu sebagai negara berdaulat. raja lantas juga memintanya untuk mendukung meredam pemberontak menyebar di kerajaannya. orang Kayo Hitam bersedia mendukung dan terima tantangan itu.
Terhadap pas ia merebut keris berasal dari smith, ia segera menempatkan keris terhadap sanggul rambutnya yang lantas dia mengambil lagi ke Jambi.&Nbsp;Di sana dikenal sebagai Keris Siginjai, simbol kekuasaan kerajaan di Jambi, dan hingga sekarang juga digunakan sebagai simbol Provinsi Jambi.

Sesudah pernikahannya bersama Mayang Mangurai, ayahnya di dalam hukum, Datuk Merah Mato - anak-anak Turki yang menikah bersama seorang pangeran berasal dari Sumatera Barat - memberinya sepasang angsa dan Kajang Lako bahtera dayung sebagai hadiah pernikahan. ayah Mayang Mangurai menjelaskan kepada pasangan muda bahwa ketika angsa meninggalkan air, menetap di bank dan telur, mereka kudu membangun suatu kota mereka sendiri di tanah tersebut.

Pasangan muda berangkat berlayar lewat sungai Batanghari dan kapanpun dua angsa turun berasal dari bahtera dan bertelur, mereka sesudah itu berhenti perjalanan. daerah ditakdirkan ditemukan dan dikenal sebagai Tanah Pilih, Tanah Terpilih yang lantas disebut Jambi.

Tidak cuman Kris Siginjai, dua angsa juga jadi simbol berasal dari Propinsi Jambi hari ini. tanah yang dipilih sesudah itu jadi ibukota kesultanan Jambi dan tinggal sebagai kerajaan sultan tak terhitung sesudah dia. hari ini, sebagai bagian berasal dari Republik Indonesia, Jambi, Tanah Terpilih sudah mengembangkan dan jadi ibu kota Provinsi Jambi.

Semua bukit yang memiliki ketinggian kira-kira 2.000 meter. terdapat terhadap bagian sedang pulau dan disini ditemui dua buah peninggalan sejarah dan budaya, diantaranya makam Datuk Paduko Berhalo.Di berhala islan.

Bersama jalan kaki menyusuri bukit lewat jalan setapak + 150 meter akan kami jumpai makam seorang pengembang islam di jambi, bernama Ahmad Salim Yang digelari Datuk Paduko Berhalo. Beliau menikah bersama Putri Raja Jambi, Putri Selaras Pinang Masak yang sesudah itu hari keduanya memerintah kerajaan Jambi.Dan pulau ini kerap juga dikunjungi para peziarah makam. Terdapat pula Benteng Peninggalan Jepang terhadap keliru satu bukit di Pulau Berhala ini.

PENINGGALAN JEPANG Terhadap Jaman Perang Global II di Pulau Berhala

Pulau Berhala terletak di antara Propinsi Jambi dan Kepulauan Riau. Tepatnya berada di Pantai Timur Propinsi Jambi dan sebelah Selatan Pulau Lingga, Propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini jadi terkenal sesudah standing kewilayahannya dipertanyakan antara Propinsi Jambi bersama Kepulauan Riau. Bisa saja bukan berlimpah orang yang memahami bahwa di pulau yang tengah menanti standing tersebut terdapat peninggalan yang menyatakan dahsyatnya Perang Global Ii. Suatu pulau kecil jadi area tinggal tentara Jepang untuk mempertahankan jalur pelayaran berarti yang lewat Selat Berhala.

Pulau Berhala mampu ditempuh selama 12 jam mengenakan kapal motor yang berangkat berasal dari Pelabuhan Angsoduo, Kota Jambi. Perjalanannya memang memadai lama, tapi kami bukan wajib susah-susah untuk berpindah berasal dari satu bahtera ke bahtera lainnya. Perjalanan menyusuri Sungai Batanghari memiliki keasyikan tersendiri. Kapal motor yang terjadi perlahan melewati sebagian desa yang berada di pinggir Sungai Batanghari. Bahtera-Bahtera berukuran besar dan kecil lalu lalang di sepanjang sungai. Suasananya pasti lebih ramai di era lampau, dikarenakan Sungai Batanghari ini dulu jadi jalur transportasi signifikan di jaman lalu dan merupakan jalan menuju ibukota Kerajaan di Dharmasraya. Rombongan Ekspedisi Pamalayu yang dikirim Raja Kertanegara berasal dari Singosari mengarungi sungai ini membawa arca Amoghapasa dan Bhairawa.

Perjalanan menuju Pulau Berhala juga sanggup ditempuh bersama lewat jalan darat ke Suakkandis bersama dengan saat tempuh 1,5 jam, dilanjutkan bersama speedboat ke Nipahpanjang selama 1 jam. Pada akhirnya berasal dari Nipahpanjang menyewa bahtera ke Pulau Berhala. Perjalanannya bisa segera menuju muara atau lewat Desa Sungai Itik. Kedua jalur itu benar-benar dipengaruhi oleh adanya pasang-surut, agar menyulitkan untuk melewatinya. Tidak benar perhitungan akan membawa dampak kandasnya kapal. Di tempat muara Desa Sungai Itik mampu terlihat Pulau Berhala di kejauhan. Pulau yang jadi area bersemayamnya Paduka Datuk Berhala didominasi oleh rona hijau bersama garis putih memanjang di pinggir pantai. Di depan Pulau berhala terdapat dua buah pulau dan batu-batu besar tegak yang berdiri di atas air. Permukaan lautnya menampakkan rona yang kehijauan.

Keadaan Pulau
Pulau Berhala di era lalu di kenal sebagai pulau Dakjal, Pulau Bratail, Pulau Bertayil atau Pulau Afgorl&Nbsp;(Belanda),&Nbsp;Pulau Birella&Nbsp;(Tome Pires),&Nbsp;Pulau Verrela&Nbsp;(Portugis). Apalagi tersedia yang menyebutnya sebagai Pulau Hantu. Pulau Berhala merupakan keliru satu gugusan pulau yang terhampar di sebelah Timur Pulau Sumatera. Di lebih kurang Pulau Berhala terdapat tiga pulau dan empat buah rangkaian batu-batu yang bagaikan muncul berasal dari didalam bahari. Ketiga pulau dan batu-batu tersebut seakan-akan mengawal Pulau Berhala berasal dari arah Selatan dan Timur. Pulau-Pulau tersebut adalah Pulau Layak, Pulau Suar, dan Pulau Telor. Sedangkan rangkaian batu di sedang bahari diantaranya dua buah terletak di dekat Pulau Layak, satu buah di dekat Pulau Suar, dan satu buah lainnya terletak di dekat Pulau Telor.

Pulau Berhala merupakan pulau yang terbesar dan terluas di antara gugusan pulau itu. Luasnya kurang lebih 60 hektar. Pulau ini berbentuk bukit bersama dengan ketinggian lebih kurang 200 meter berasal dari permukaan bahari. Pohon-Pohon yang tumbuh bersama lebatnya beri tambahan perbedaan makna hijau di sekeliling pulau. Terhadap bagian dasar pulau terdapat pantai-pantai yang berpasir putih bersama batu-batu besar dan kecil di sekitarnya. Pasir putih ini berasal berasal dari pecahan batuan kuarsa dan tidak berasal dari pecahan terumbu karang. Lokasi pantai berpasir putih terdapat di lima daerah, yaitu satu buah di sisi selatan, satu buah di sisi timur, satu buah di sisi utara, dan dua buah di sisi barat. Di pantai sisi selatan di huni oleh rakyat asal Jambi sedangkan di sisi timur dihuni oleh rakyat asal Riau. Di lokasi sebelah selatan terdapat homestay (tempat tinggal tinggal) yang dibangun oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi dan dua buah dermaga. Dermaga yang di sebelah Timur didalam keadaan udah rusak dibangun oleh Pemerintah Propinsi Riau dan dermaga yang disebelah Barat dibangun oleh Pemerintah Propinsi Jambi. Masyarakat menghuni pantai-pantai yang terletak di sisi Selatan, Timur, dan Barat. Masyarakat yang berjumlah 39 KK terutama menempati sisi Selatan dan Timur. Hal ini dikaitkan bersama lokasi kedua daerah itu yang landai dan terhalang oleh pulau di depannya, agar lumayan kondusif berasal dari terjangan angin barat yang lumayan kuat.

Pulau Layak berada tepat di depan Pulau Berhala. Sisi selatannya dibatasi oleh bahari yang di dalam. Pulau Layak merupakan pulau yang hijau oleh pepohonan di bagian atasnya, sedangkan bagian bawahnya berbatu. Pulau ini kosong bukan berpenghuni. Pulau Suar merupakan pulau yang berbatu-batu. Batu-Batu di pulau ini punyai ukuran besar. Letaknya di sebelah barat kekuatan Pulau Layak. Terhadap bagian atasnya tumbuh sejumlah pohon kelapa. Di pulau ini terdapat menara mercusuar bersama dengan konstruksi besi dan tempat tinggal jaga. Mercusuar ini berguna sebagai pemandu lalulintas kapal yang melintasi Pulau Berhala, gara-gara memang memadai ramai dilewati kapal-kapal yang menuju Selat Malaka. Pulau Telor disebut juga bersama dengan Pulau Penyu atau Pulau Sisik. Letaknya di sebelah Timur bahari Pulau Berhala. Lokasi pulau bukan sedekat antara Pulau Berhala dan Pulau Layak. Pulau ini merupakan area bertelurnya Penyu Sisik dan Penyu Hijau. Terhadap selagi-selagi eksklusif penyu ini sanggup terlihat di pasir putih. Di pulau ini terdapat pantai berpasir putih di tiga area, yaitu sisi Selatan, Barat, dan Timur. Terhadap pantai yang terletak di sisi Barat lumayan latif gara-gara di kelilingi oleh batuan agar membentuk sebuah laguna.

Kepurbakalaan
Di Pulau Berhala bisa dijumpai peninggalan arkeologis yang berupa makam Datuk Paduko Berhala dan peninggalan tentara Jepang. Datuk Paduko Berhalo adalah gelar yang diberikan kepada seorang Turki yang bernama Ahmad Barus Ii. Ahmad Barus II singgah dan menetap di Pulau Berhala sesudah menikah bersama dengan putri setempat yang bernama Putri Selaras Pinang Masak yang tinggal di Ujung Jabung. Pada akhirnya berasal dari pernikahan mereka lahirlah Orang Kayo Hitam yang turunkan sultan-sultan di Jambi. Para anak-anak Orang Kayo Hitam ini bukan menetap di Pulau Berhala melainkan memasuki pedalaman Jambi lewat Sungai Batanghari. Istana mereka yang berada di Tanah Pilih (Kota Jambi) masih berdiri hingga Belanda membumihanguskannya di jaman Sultan Thaha Syaifuddin.

Peninggalan tentara Jepang ditemukan di tepi pantai di sisi Timur Pulau Berhala dan di atas Bukit Meriam. Tentara Jepang ditempatkan di Pulau Berhala sebab lokasinya yang strategis. Berasal dari Pulau Berhala ini mampu terlihat konvoi kapal perang berasal dari dan menuju Pulau Jawa atau Sumatera Bagian Selatan. Mereka diperkuat oleh meriam besar yang ditempatkan di puncak bukit. Peninggalan Tentara Jepang terdapat di tepi pantai dan atas bukit Meriam. Temuan yang terdapat di tepi pantai adalah tungku masak dan bunker tanah. Sedangkan temuan yang di atas bukit meriam adalah meriam besar, bunker, tanah datar, dan meriam katak.

a. Tungku Masak
Temuan terletak di sisi Timur Bahari Pulau Berhala. Daerah ini tepat dipinggir jalan setapak yang menghubungkan makam Datuk Paduka Berhala bersama perkampungan nelayan. Jaraknya berasal dari tepi pantai sebatas berjarak 16 meter. Tungku masak ini berupa bangunan yang berbentuk huruf T berukuran panjang 2,7 meter, lebar 1,24 meter dan tinggi 77 cm. Tungku punyai tiga lubang di bagian samping dan atas. Lubang dibagian samping berfaedah untuk memasukkan kayu yang akan dibakar, sedangkan bagian atas untuk keluarnya barah. Ukuran lubang bukan mirip atau semakin mengecil. Diameter lubang adalah 75 cm, 36 cm, dan 30 cm.

Di lokasi dijumpai pula tungku yang lebih kecil bersama dengan dua lubang berukuran diameter 35 cm dan 25 cm. Tapi kondisinya udah rusak dibagian atas. Temuan lainnya adalah lantai di lebih kurang tungku dan lantai area mencuci yang dilengkapi bersama saluran air (Got) yang menuju ke pantai. Lantai untuk mencuci berukuran 180 cm x 180 cm. Di area ini juga terdapat sumur tua.

b. Bunker Tanah
Bunker terletak bukan jauh berasal dari tungku. Lokasinya di sebelah kiri berasal dari jalan setapak yang mendaki menuju perkampungan nelayan. Temuan berupa bunker yang berupa lubang tanah yang dijalankan bersama dengan menggali tanah berbentuk bujur sangkar berukuran 5 x 5 meter bersama dengan kedalaman 1,5 meter. Terhadap keliru satu sisi bunker terdapat parit yang merupakan jalan masuk ke didalam bunker. Parit digunakan untuk melindungi berasal dari tembakan musuh. Temuan lain adalah tanah tinggi yang berfaedah untuk membentengi bunker. Benteng tanah berbentuk huruf L. Tak hanya tersebut terdapat tembok yang terhadap bagian atasnya membentuk huruf U mengarah ke tungku atau pantai. Tembok berukuran panjang 140 cm, lebar 110 cm, dan tinggi 140 cm.

c. Meriam Besar
Lokasi meriam terletak di atas Bukit Meriam bersama keadaan tergeletak di atas tanah. Saksi mata yang bernama Bapak Hasan mengatakan terhadap waktu kecil bermain-main bersama dengan meriam tersebut. Beliau duduk di pangkal meriam yang dilengkapi bersama daerah duduk yang diberi sabuk dan memutar meriam ke segala arah sebab punyai bantalan besi (Rel) dibagian bawah yang berbentuk lingkaran. Meriam ini hancur fondasinya sebab dibom oleh orang yang bermaksud mengambilnya. Digambarkan bom yang disebut bom “Singapur” gara-gara berasal berasal dari Singapura meledak bersama melodi yang sangat dahsyat supaya menggetarkan tempat tinggal-tempat tinggal masyarakat. Menurut info, meriam dibawa ke atas bukit kenakan masyarakat lokal bersama ditutup matanya. Hal tersebut untuk mempertahankan kerahasiaan meriam berasal dari musuh.

Meriam berukuran panjang 5 meter bersama dengan luas penampang terhadap bagian bawahnya 30 cm sedangkan bagian ujungnya 17 cm. Terhadap bagian badan meriam terdapat tanda bekas gergajian yang menandakan adanya bisnis untuk membelah bagian laras. Meriam ini ditempatkan dilubang yang berbentuk lingkaran bersama dengan diameter 750 cm.

Terhadap sisi sebelah Utara terdapat parit yang menuju ke lereng bukit sebelah Utara. Di lereng itu terdapat tanah datar yang berukuran panjang 22,70 meter dan lebar 10 meter. Di sebelah barat tanah datar terdapat bunker berukuran pankang 3,7 meter, lebar 3,7 meter, dan kedalaman 1 meter. Bunker ini mengakses bersama bunker lain yang berada disebelah Selatan lewat parit. Bunker berukuran panjang 5 meter, lebar 3,5 meter, dan kedalaman 1 meter. Tampaknya meriam besar itu dilindungi oleh pasukan yang berdiam di lubang-lubang bunker.

d. Bunker Beton
Bunker yang terbuat berasal dari beton terletak di sebelah barat berasal dari meriam. Lubang bunker berbentuk persegi enam yang sisinya berukuran 100 cm. Terhadap bagian atas lubang terdapat tiang-tiang yang sudah runtuh berjumlah 4 buah. Tiang berukuran panjang 53 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 65 cm. Terhadap sedang lubang terdapat runtuhan atap beton yang berbentuk persegi enam. Terhadap sisi Utara bunker tersebut terdapat parit yang menuju ke tanah datar di sebelah Utara. Parit ini bukan mampu dilewati oleh manusia dikarenakan benar-benar sempit. Diperkirakan berfaedah untuk mengalirkan air yang masuk ke didalam bunker.

e. Meriam Katak
Meriam ini terguling di lereng bukit berjarak 10 meter berasal dari daerah semulanya di tanah datar yang berukuran panjang 3,7 meter dan lebar 3,7 meter. Tanah datar ini merupakan teras kedua atau yang paling bawah. Di lokasi itu dijumpai pula tungku untuk memasak berukuran kecil bersama dengan dua lubang pembakaran dan fondasi meriam. Bentuk meriam benar-benar unik sebab larasnya dibagian atas terbuka. Meriam berukuran panjang 204 cm dan lebar 30 cm. Meriam ini oleh rakyat diberi julukan meriam katak sebab kerap lokasinya sulit ditemukan atau layaknya katak yang meloncat-loncat kesana kemari.

f. Keramik Cina
Pulau Berhala juga menyimpan peninggalan keramik-keramik yang berupa guci Guci-Guci yang dimiliki oleh masyarakat masih tak terhitung yang utuh. Tipe guci berasal berasal dari jaman Dinasti Ching yang generik digunakan sebagai wadah minuman.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KASUS BESAR DI TANGAN JENDERAL HOEGENG

Apa makna dari Hari Kesaktian Pancasila, by drg Wanni

Heboh KDRT di Indonesia, Mari Kenali Bentuk KDRT dan Solusinya - dirangkum drg Wanni