Tempat drg Wanni Mengabdi Merupakan Saksi Transmigrasi Pertama Di Provinsi Jambi
Transmigrasi merupakan program unggulan yang dicanangkan di jaman Presiden Sukarno dan Suharto untuk pemerataan masyarakat di pulau Jawa ke pulau - pulau di luar Jawa terhitung di pulau Sumatera. Provinsi Jambi masuk bagian didalam program transmigrasi semenjak jaman presiden sukarno.
Kisah sejarah berkenaan transmigrasi di Provinsi Jambi ternyata tersimpan di keliru satu Desa di Kabupaten Tanjabtim. Kemungkinan berlimpah yang belum paham, ternyata gelombang transmigrasi pertama di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Tanjabtim, tepatnya di Desa Rantau Rasau 1, Kecamatan Rantau Rasau yang mulai semenjak year 1967.Mbah Yatin (80), sebagai pelaku kepala keluarga transmigrasi pertama berasal dari pulau Jawa mengatakan, mereka pertama kali berkunjung ke Kabupaten Tanjung Jabung bersama dengan 50 KK lainnya, 49 kk murni peserta transmigrasi dan 1 KK sebagai kepala project nama sebagai kepala rombongan transmigrasi utusan berasal dari pemerintah.
Para rombongan transmigrasi ini rata - rata berasal berasal dari sebagian Kabupaten yang tersedia di Provinsi Jawa Sedang dan beberapa kembali berasal berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Bukan enteng menempuh perjalan berasal dari Jawa sampai singgah ke lokasi ini, sebelum diberangkatkan ke Provinsi Jambi, 49 KK ini ditampung terlebih dahulu di Jakarta selama 1 minggu, lantas diberangkat mengenakan kapal bahari.
"Selama perjalanan berasal dari pulau Jawa menuju Provinsi Jambi, tersebut memakan kala 1 bulan lebih baru kita hingga ke lokasi ini," ujarnya
Berkunjung ke area yang masih asing tidak perkara enteng, mereka dihadapkan bersama dengan hutan belantara bersama beragam macam binatang buas layaknya harimau, beruang dan bermacam macam fauna lainnya. Hal tersebut pasti jadi ancaman yang tiap tiap hari dihadapi mereka, belum kembali ransum yang terbatas sebabkan mereka kudu survive bertahan hidup.
"Selama 7 bulan pertama berasal dari kedatangan kita di lokasi transmigrasi ini, kita mendapat jatah mengonsumsi tiap-tiap bulannya. Terkecuali terlambat, kita yang jemput sendiri ke Kota Jambi," ungkapnya.
Tiap-tiap kepala keluarga mendapat jatah tanah dua hektar, seperempat hektar dialokasikan untuk daerah tinggal dan pekarangan dan hampir dua hektar digunakan untuk bercocok tanam, huma yang diberikan pemerintah untuk 49 anggota transmigrasi digunakan sebagai huma pertanian. Tetapi sayang, sampai kala ini huma pertanian yang jadi unggulan perlahan mulai tergerus dan alih faedah huma perkebunan sawit dan kelapa.
Kepala Desa Rantau Rasau, Deni Permana yang merupakan cucu berasal dari tidak benar satu 50 anggota transmigrasi ini menjelaskan, kala ini peserta transmigrasi yang masih hidup tinggal 5 kepala keluarga. Untuk mengenang area ini sebagai lokasi tujuan transmigrasi pertama, pihak Desa sebabkan tugu monumen transmigrasi lengkap bersama julukan - sebutan peserta transmigrasi.
"Tujuan didirikannya tugu transmigrasi di year 2012 yang juga bertuliskan julukan - sebutan 50 kepala keluarga transmigrasi ini yaitu, sehingga para pengunjung sanggup jelas sejarah wilayah ini dulunya yang dibuka oleh mereka dan supaya anak cucunya juga sanggup mengenang jasa para pendahulunya di wilayah ini," paparnya.
"Berasal dari 50 kepala keluarga bersamaan saat jumlah jiwa di Desa ini konsisten berkembang sampai waktu ini jumlah rakyat di Desa ini udah mencapai 2.630 jiwa," jelasnya.
Tiap-tiap tahunan terhadap lepas 27 Juli, di wilayah yang lebih dikenal bersama nama Dusun Taman Rajo atau Prola (Project Lama) ini selalu menggelar sedekah bumi dan wayang kulit untuk mengenang lepas kedatangan para transmigran ke area ini.
"Tidak cuman pertolongan berupa pendirian tugu transmigrasi di keliru satu persimpangan di ruas jalan Desa ini, pihak Desa juga membangun jalan potongan harga beton di kawasan pemukiman (Lokasi tempat tinggal - tempat tinggal eks transmigrasi) ini," terang Kades.
Dahulu area ini masih bernama Desa Simpang dan masuk di dalam Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung, sebelum dimekarkan jadi Desa Rantau Rasau 1, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Berasal dari pantauan kami di lapangan, pas ini sudah tak terhitung pertumbuhan yang dirasakan oleh rakyat Desa ini, mulai berasal dari akses jalan, air higienis sampai listrik udah dapat dinikmati oleh penduduk eks transmigrasi dan keluarganya.
Komentar
Posting Komentar