Pantai Kolbano Diakui Dunia Dan Sudah Di Kunjungi drg Wanni

Negara Kesatuan Republik Indonesia punyai garis pantai sepanjang 99.093 kilometer (Badan Berita Geospasial, 2013) dan terhitung ke di dalam 10 negara bersama dengan garis pantai terpanjang di global. Tak heran berlimpah sekali destinasi wisata pantai tersebar di tiap-tiap sudut Bumi Pertiwi, dan satu yang paling unik terdapat di Kabupaten Timor Sedang Selatan (Tts) di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ialah Pantai Kolbano, pantai yang justru tak berpasir layaknya kebanyakan pantai terhadap umumnya. Terletak di Selatan Pulau Timor, kira-kira 90 KM berasal dari Ibukota Tts, Soe, dan 135 KM berasal dari Kota Kupang. Menghadap ke arah Samudera Hindia, wilayah pesisir yang membatasi daratan dan perairan. Kolbano merupakan hamparan jutaan batu rona-warni beraneka ukuran. Batu-Batu ini terlampau lembut dan tidak membahayakan apabila kami menyusuri pantai tanpa beralas kaki.


Pantai Kolbano bak hadiah tak berbatas berasal dari Tuhan untuk Indonesia, tak hanya pantainya yang tiada dua, berlimpah sekali estetika yang mampu kami menikmati berasal dari pantai ini diantaranya:


1. Melewati Jembatan Terpanjang di Pulau Timor
Belum hingga di Pantai Kolbano saja kami telah akan disuguhi beragam pemandangan menarik berasal dari mulai tebing-tebing kapur, hutan belantara, sawah yang luas, sampai perkampungan rumat bulat khas NTT bersama dengan anak-anak kecil yang 'Dadah-Dadah' terhadap kami sambil tersenyum manis. Dan kalau berangkat berasal dari Kota Kupang, kami akan melewati suatu jembatan bernama jembatan Noelmina di perbatasan Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Sedang Selatan. Jembatan ini melewati genre Sungai Noelmina selebar 240 meter! Bagi yang lahir dan besar di Pulau Jawa, memirsa sungai Noelmina jadi terlalu mengesankan, walaupun terhadap bulan-bulan eksklusif sungai tersebut kering tanpa air sedikit pun, namun konsisten beri tambahan view yang luar biasa.




2. Pesona Puncak Batu Fatu Un
Batu Fatu Un seolah jadi landmark Pantai Kolbano, berasal dari kejauhan batu yang berbentuk menyerupai kepala singa setinggi lebih berasal dari 50 meter ini jadi sign atau tanda bahwa kami udah dekat bersama dengan Pantai Kolbano. Estetika Batu Fatu Un baru sahih-sahih terasa ketika kami mendakinya sampai ke puncak, bentuk batu yang miliki lubang besar layaknya gua memang amat mungkin orang masuk dan naik sampai ke 'Teras' dan 'Atap' batu di bagian atas. Permukaan batu yang tajam dan terjal, juga tanah pijakan yang licin memberi tambahan sensasi menantang yang justru sporadis kami dapatkan ketika berwisata ke pantai.


Sesampainya di puncak, kami akan dibuat menganga bersama dengan estetika bentang alam Pantai Kolbano; bahari yang tenang dan luas di depan kami adalah suatu panorama menakjubkan gara-gara punyai gradasi rona biru muda (Turquoise) yang bertemu genre bahari berbeda berwarna biru gelap. Mendekati garis pantai, rona air bahari bukan jadi keruh layaknya di pantai-pantai berpasir hitam/cokelat/abu, melainkan jadi putih kebiruan dikarenakan debur ombak menyapu batuan terang di bawahnya. Dan sebab bukan tersedia abrasi berasal dari pasir, ombak tersebut semata-mata meninggalkan batuan yang berubah gelap gara-gara basah. Berdiri di puncak Batu Fatu Un bersama angin berhembus kencang, sebagian puluh meter di bawah kaki kami terdapat pemandangan ombak-ombak yang pecah menabrak batuan terjal dan karang-karang yang tajam, benar-benar sebabkan adrenalin dan menuntut kehatian-hatian sepanjang saat.

3. Mite "Bi Kabin"
Layaknya kebanyakan daerah wisata yang punyai legenda, Pantai Kolbano juga dipercaya penduduk setempat punyai 'Mite' atau sebuah cerita yang diakui sahih-sahih berjalan dan diakui kudus (Dapat diartikan sebagai mitos yang lumayan terkenal).

Mite itu bercerita mengenai seorang gadis anak manusia bernama Bi Kabin yang menikah bersama dengan Raja Bahari Na' Besimnasi (Buaya). Syahdan berabad-abad yang lalu, untuk mempertahankan kelestarian alam dan interaksi kekerabatan bersama dengan Na' Besimnasi, keluarga Bi Kabin dan warga kira-kira melaksanakan ritual th eksklusif di Pantai Kolbano. Sebagai ucapan terimakasih Raja Bahari, Pantai Kolbano selalu dilimpahi kekayaan ikan yang enteng ditangkap tanpa merusak pantai.

Sementara ini, perairan pantai Kolbano merupakan penghasil primer ikan di Kabupaten TTS dan sekitarnya. Meski nelayan Kolbano masih menangkap ikan bersama dengan cara tradisional, tetapi waktu pasokan ikan Kupang menurun, ikan berasal dari Kolbano lah yang diandalkan pasar.

4. Legenda Kolbano
Cerita lain berdasarkan kisah masyarakat yaitu berkaitan sebutan Kolbano. Adalah Raja Sole bernama Pne Faifnome bersama dengan kerajaan berada di Balka ma Laepun. Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi Hu moen, Pah nai, Balka dan Laepun. Lambang berasal dari kerajaan ini adalah faifnome yang artinya bintang fajar.

Raja Sole meminta abdinya untuk mengolah Etu (Kebun kerajaan) di tempat bernama Noe Sop untuk ditanami sain (Jemawut berbiji halus, berbentuk bulat dan kecil terhadap satu bulir). Flora ini tumbuh berumpun, bentuk daun serupa daun padi.

Titah raja dijalankan, sain pun tumbuh fertile. Pas masuk musim panen, abdi yang bertugas kelelahan. Etu tak terjaga dan diserang kolsain (Burung pemakan sain). Bulir sain tak bersisa. Kepanikan para abdi bertambah mendengar raja akan mampir memirsa sain yang ditanam.

Kala tiba, raja heran sain yang ditanam rusak dan tak bersisa. Penuh ketakutan, para abdi berbohong bersama dengan mengarang cerita untuk menutupi kelalaiannya. Raja berusaha bijak dan memaklumi ketakutan para abdi.

Sebelum ulang ke kerajaan, satu julukan disematkan raja untuk area tersebut: Kolbano. Adapun artinya adalah burung yang bersuara layaknya giring-giring.

4. Sunset dan Sunrise di Satu Daerah
Sebuah pantai dikatakan eksotik apabila punya pemandangan matahari terbit atau matahari terbenam yang latif. Bukan sedikit wisatawan mancanegara datang ke pantai-pantai Indonesia cuman untuk berburu sunset dan sunrise. Lalu bagaimana bersama pantai yang dapat menghadirkan keduanya tanpa kami kudu berpindah area? Spektakuler tidak? Pantai Kolbano bersama dengan segala keunikannya miliki tersebut seluruh, kami mampu singgah di shubuh hari untuk menyaksikan Sang Surya terbit dan ulang di sore hari untuk menonton ia lagi tenggelam.


5. Foto di Sampan lokal
Karena banyak spot-spot foto yang ada, kami segera mencari spot terbaik, salah satunya adalah di sebuah sampan lokal. Tidak ada sampan yang seunik ini, jadi kami membuat suatu kenangan dengan mengabadikannya ke dalam sebuah foto.




Sebagian web site lokal mengeluhkan kurangnya apalagi bukan adanya fasilitas pendukung pariwisata di Pantai Kolbano. Tapi justru web site-web luar negeri terlampau mengagumi kemurnian dan kealamian Pantai Kolbano yang terkesan belum 'Tersentuh' peradaban. Kawasan lebih kurang pantai yang sepi, amat sedikit tempat tinggal masyarakat, pantai yang higienis bak lantai marmer, burung riak berterbangan memutar melacak mangsa ikan, dan udara yang tanpa polusi jadi poin plus berasal dari Pantai Kolbano.

Ketika segudang pantai dikomersilkan untuk meraup laba finansial, sampai waktu ini Pantai Kolbano masih mampu dinikmati bersama sukarela. Kami lumayan menghentikan kendaraan di pinggir jalan, turun dan segera sanggup nikmati mahakarya Tuhan. Tanpa membayar tiket apapun.

Kedepannya semoga Pantai Kolbano konsisten layaknya ini, dibiarkan alami dan bukan terancam penambangan batu untuk bisnis perhotelan dan perumahan. Semoga kami yang mampir, sekedar membawa kenangan, bukan meninggalkan sampah bahkan merusaknya. Sebab Indonesia merupakan hadiah untuk kami jaga.

Sumber: pengalaman pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Heboh KDRT di Indonesia, Mari Kenali Bentuk KDRT dan Solusinya - dirangkum drg Wanni

Pentingnya Ilmu Manajemen Keuangan didalam Kehidupan Sehari-Hari

SINOPSIS FILM TENTANG POLISI KOREA ‘The Policeman’s Lineage’