3 KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH CALON DOKTER GIGI INDONESIA
Banyak hal yang harus dipersiapkan agar dapat menjadi sukses di masa depan. Untuk adik-adik yang masih duduk di bangku SMU, alangkah bijaksana jika mulai mengenal syarat agar bisa kuliah di kampus Fakultas Kedokteran Gigi. Salah satu syaratnya adalah mempersiapkan niat yang kuat. Ingat, jika ada niat untuk masuk FKG, maka 1000 jalan akan terbuka. Tinggal adik-adik saja memilih jalannya. Pilih jalan ninjamu ya dik! Untuk syarat lainnya, mungkin di artikel selanjutnya akan saya bahas. Kita fokus ke judul artikel ini ya.
Definisi dokter gigi.
Dokter gigi adalah sebuah profesi yang didapatkan seseorang yang telah menempuh dan menyelesaikan Pendidikan kedokteran gigi (bisa didalam negeri atau di luar negeri). Pendidikan kedokteran gigi ada di bangku kuliah dan ada di masa koas. Untuk lebih jelasnya, boleh baca artikel ini ya kuliah di FKG USU
Keistimewaan profesi dokter gigi.
Semasa kuliah maupun
koas, setiap calon dokter akan belajar untuk melayani pasien yang membutuhkan
bantuan. Dan tanpa disadari, hal tersebut merupakan keistimewaan karena secara
tidak langsung kita dibentuk untuk bisa mandiri dalam bekerja. Maksudnya, ketika
kita sudah menjadi dokter gigi, maka dokter gigi tersebut akan mampu membuka “warung”
nya sediri. Khususnya bagi dokter gigi yang memiliki modal ya. Dan jika tidak
ada modal awal untuk membuka praktek pribadi, dokter gigi juga bisa langsung
bekerja menjaga praktek teman sejawat lainnya. Jadi lowongan kerja sangat
terbuka lebar ya.
Indonesia masih butuh
dokter gigi.
Adik-adik yang masih di
bangku SMU, ini ada kabar gembira loh. Berdasarkan data per tahun 2020, perbandingan
dokter gigi di Indonesia dengan jumlah penduduk adalah 1 banding 9000. Artinya ada
satu orang dokter gigi yang melayani 9000 penduduk. Ini tidaklah ideal menurut
WHO. Perbadingan yang ideal menurut World Health Organization (WHO) adalah 1:2000.
Artinya satu dokter gigi melayani 2000 penduduk.
Penyebaran dokter gigi
yang belum merata merupakan tugas penting yang harus dipikirkan semua pemangku
kepentingan di negara ini. Kondisi saat ini, para dokter gigi lebih banyak
berpusat di pulau andalah (sumatera) dan pulau sri (jawa) saja. Pulau dewata
yang sudah menjadi icon Indonesia saja masih membutuhkan dokter gigi.
Salah satu penyebab hal
diatas adalah ketiadaan sarana dan prasarana untuk membuka poli gigi, khususnya
di daerah pedalaman. Contohnya ketika saya tugas mengabdi sebagai seorang istri
dokter gigi PTT di pedalaman jambi. Tepatnya setelah menembus TNKS (taman
nasional kerinci seblat), naik terus ke atas hingga akhirnya ketemu suatu
kecamatan yang bernama kecamatan Sei Tenang. Sepeninggal kami, dipuskesmas
tersebut belum dialiri listrik. Tapi alhamdullilah, sekarang puskesmas tersebut
sudah mendapat aliran listrik.
Penyebab lainnya adalah
mungkin karena jumlah kampus FKG yang menghasilkan dokter gigi masih sedikit. Sampai
tulisan ini saya buat, jumlah kampus FKG di Indonesia hanya 32 Fakultas saja. Yang
kemampuan produksinya menghasilkan 1500 dokter gigi per tahunnya. Hal ini masih
sangat timpang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang
merupakan negara rangking 4dalam hal jumlah penduduknya, sekitar 270juta jiwa.
Jumlah dokter gigi jika
dilihat dari website KKI (Konsil Kedokteran Indonesia) per tanggal 09 Desember
2021 adalah 42.698 dokter gigi. Yang terdiri dari 37.944 dokter gigi umum dan
4754 dokter gigi spesialis. Jumlah sebesar itu harus memberikan solusi terhadap
hasil riset Kesehatan nasional (riskesdas) yang mengatakan bahwa hanya 10% penderita
sakit gigi yang terlayani. Diharapkan dengan meningkatnya jumlah dokter gigi
dan terdapatnya sarana prasarana poli gigi, maka semakin banyak penderita sakit
gigi yang terlayani.
3 Kemampuan yang harus
dimiliki oleh calon dokter gigi
Setiap calon dokter gigi
diharapkan memiliki nafas yang sesuai dengan lafal sumpah/janji dokter gigi. Dan
sebaiknya semasa kuliah maupun koas, isi sumpah/janji tersebut sudah tertanam
dalam jiwa raga calon dokter gigi. Yang belum tahu isi sumpah/janji dokter gigi
dapat mencarinya di google ya.
Berdasarkan pengalaman
saya, maka dapat disimpulkan bahwa setiap calon dokter gigi penting memiliki
kemampuan:
a.
Ilmu Komunikasi
Ilmu
komunikasi sangat baik dipelajari semasa di kampus. Inti ilmu komunikasi adalah
agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh pihak lain, dan tujuan
dibalik komunikasi itupun dapat tercapai. Di bangku kuliah nanti akan dikenal
istilah “komunikasi dokter-pasien” yang berhubungan erat dengan penandatanganan
informed consent. Tapi kemampuan yang saya maksudkan disini bukan hanya itu
saja, tapi kemampuan komunikasi yang lebih tingkat tinggi. Kemampuan komunikasi
tersebut ada saya bagi menjadi dua, yaitu KEMAMPUAN LOBI dan KEMAMPUAN
NEGOSIASI. Ketepatan saya sangat menyukai ilmu komunikasi, jadi mungkin artikel
selanjutnya kita akan membedah 2 kemampuan ini ya.
b.
Ilmu Bahagia
Banyak
mungkin yang bertanya atau heran kenapa saya membuat “Bahagia” menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki calon dokter gigi. Alasannya sederhana, terkadang ketika
dibangku kuliah atau koas saja kita lupa caranya untuk Bahagia, mungkin ketika
nanti sudah jadi dokter gigi pun kita masih akan lupa cara untuk Bahagia. Lupa Bahagia
ketika di bangku kuliah dan koas mungkin dikarenakan kesibukan menyelesaikan
tugas kuliah dan bahkan praktikum. Dan ketika sedang koas, bisa lupa Bahagia karena
sibuk mengejar minreq (minimal requirement). Oleh kerena itu, sebaiknya sebelum
menjadi seorang dokter gigi, atau ketika masih menjadi seorang calon dokter
gigi, ada baiknya kita memiliki kemampuan untuk Bahagia.
Banyak
buku yang membahas tentang cara untuk Bahagia, tapi saya tidak akan membahas
buku-buku tersebut. Saya akan menulis intisari ilmu Bahagia yang saya ambil
dari suami saya. Resep selalu Bahagia adalah membeli koin kripto SHIBA. Hehehehe
Maksud
saya adalah SHIBA sebagai singkatan. S = Sabar dalam berjuang; H = Hidup
berkualitas; I = Ikhlas waktu kehilangan; B = Bersyukur dalam segala sesuatu
dan A = Action sampai tujuan hidup tercapai.
Jika
hal didiatas saya jabarkan mungkin akan bisa sampai banyak artikel ya??? Mohon doanya
agar nanti saya ada waktu membuatnya ya.
c.
Ilmu Keluarga Cemara
Jika
kemampuan nomor 2 diatas adalah tentang Bahagia, kali ini memang agak mirip
tapi berbeda ya. Ini adalah kemampuan agar dapat memutuskan untuk membina
keluarga. Mungkin generasi satu Angkatan dengan saya pasti pernah tahu atau
bahkan menonton sinetron ‘keluarga cemara”. Tapi agar singkat dan padat, saya
akan membuat hal yang baru.
Keluarga
cemara yaitu sebuah kondisi anggota keluarga yang CEMARA. Cemara disini
merupakan singkatan yang memiliki kepanjangan:
a. Cemara
= Cepat Marah-marah
b. Cemara
= Cepat Memaafkan tanpa Ragu-ragu
Saya
tidak akan membahas dan bahkan mengajari bagaimana menjalin hubungan pacaran
dengan lawan jenis ataupun tentang hidup berumah tangga. Tapi fakta mengatakan
bahwa setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Hawa adalah tulang rusuk
adam, kira-kira begitu kata sebuah syair lagu. Jika fakta sudah demikian,
tentunya perjalanan hidup selama kuliah ataupun koas akan berlabuh pada suatu
kondisi menyandang status sebagai seorang “istri” atau “suami”. Oleh karena
itu, mari putuskan dan pilih, apakah kelak akan memiliki keluarga cemara grade “a”
atau keluarga cemara grade “b”.
sumber gambar: album kenangan pribadi
Para pembaca blog ini, khususnya para adik-adik calon dokter gigi, marilah kita selalu menjaga Kesehatan dan menerapkan prokes yang ketat. Ingat, sudah ribuan tenaga Kesehatan yang gugur menghadapi perang melawan korona ini. Hormati pengorbanan mereka dengan senantiasa menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat dalam hal penerapan prokes. Minimal pakai masker ya dik!
Komentar
Posting Komentar