Dukun Tersakti di Indonesia Menyembuhkan Bung Karno, Ada di Tempat Mengabdi drg Wanni

Sekitar tahun 2014 lalu, drg Wanni memutuskan berangkat ke Provinsi Jambi. Tetapi kali ini bukan untuk bertugas dan bukan seorang diri saja, namun berdua dengan seorang pria dan bertugas untuk menemani pria tersebut melaksanakan pengabdiannya sebagai seorang istri tercinta sang pria. Di beberapa artikel sebelumnya, sudah disinggung mengenai wilayah tersebut. Atau pembaca boleh klik ini . Namun kuranglah lengkap tanpa menceritakan kisah tentang dukun tersakti di Indonesia berikut ini.

Kisah seorang dukun sakti berasal dari Marga Serampas dan berhasil menyembuhkan penyakit presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno senter terdengar beberapa bulan ini. Hal ini juga memicu drg Wanni tertarik mengali cerita dan menulis terkait dukun sakti berasal dari Marga Serampas yang berhasil menyembuhkan penyakit sang proklamator.

Lokasi tempat tinggal drg Wanni sangat dekat dengan lokasi sang Dukun tersebut. Jika berjalan dari bangko menuju tempat tinggal drg Wanni, wajib melewati desa tempat tinggal sang dukun.




Adalah Badu Lambun putra orisinil Marga Serampas kelahiran 1907. Badu Lambun memang dikenal sebagai dukun sakti di Marga Serampas yang mewarisi pengetahuan pengobatan ayahnya, Gulir. Gulir ayahanda Badu Lambun tidak cuman dukun sakti, ia juga seorang pemuncak (Orang yang tinggi pangkatnya) atau Pesirah (Seorang tokoh penduduk yang miliki kewenangan memerintah lebih dari satu desa).

Tak sekedar pesirah, Gulir juga merupakan ketua Sarikat Abang (Kelompok pemberontakan penduduk lokal melawan kolonialisme Belanda) wilayah Merangin. Dan itulah yang diwarisi Badu Lambun, ia juga jadi Pesirah mengantikan ayahandanya dan juga bergabung di dalam Sarikat Abang.

“Badu Lambun ini memang punyo pengetahuan mampu mengobati, pengetahuan dukunnya turunan,  bapaknya Gulir namonya juga orang pintar, jugo dukun, hebat kembali, pemuncak zaman keranjaan pernah, atau pesirah sesudah tersebut. Dan jugo ketua Sarikat Abang,” kata Nek Ntan (Julukan Kakek bagi warga Marga Serampas) H Alutral Badu Lambun Serampas, anak kedua Badu Lambun berasal dari istri keduanya, mengawali cerita.



H Alutral B Serampas namanya dikenal melanjutkan kesaktian ayahandanya Badu Lambun mengobati orang bukan sebatas terkenal di seantero Serampas dan sekitarnya. Berlimpah berasal dari Palembang, Bengkulu dan Jambi jauh-jauh berkunjung ke Tanjung Kasri (Desa di Marga Serampas daerah Badu Lambun berdomisili) untuk berobat terhadap jaman tersebut.

“Tak sekedar dukun, bapak tu jugo pesirah menjadi tak terhitung yang kenal. Pas tersebut Sayo ingat betul, kecuali berasal dari Serampas la tentu, segudang berasal dari Palembang, berasal dari Bengkulu dan jugo berasal dari Jambi yang mampir berobat. Bukan sekedar orang biaso, segudang juga tentara kenal beliau,” sebut H Alutral B Serampas kembali.

Lalu kurang lebih th 1962, lanjut Alutral B Serampas tersedia rombongan tentara berasal dari Jambi berkunjung ke Tanjung Kasri menemui ayahandanya Badu Lambun. Rombongan tentara itu mengundang Badu Lambun untuk hadir ke Istana Negara di Jakarta untuk mengobati Soekarno yang selagi tersebut sakit keras.

“Masih ingat selagi tersebut rombongan berasal dari Korem Jambi yang berkunjung jemput ke Tanjung Kasri. Itulah mereka mengundang ke istana mengobati Soekarno yang sakit parah,” ujar Alutral B Serampas dan menyebutkan kala tersebut ia masih usia sekolah dasar.

Undangan tersebut diamini Badu Lambun, tapi Badu Lambun berasal dari Tanjung Kasri ke Jambi bukan berangkat dengan rombongan yang menjemputnya. Ia meminta rombongan itu berangkat duluan ke Jambi, lalu ia menyusul sesudah itu.

“Itulah kesaktian orang zaman dahulu (Meski berangkat ke Jambi paling akhir tetapi hingga paling cepat), udah duo minggu beliau (Badu Lambun) tibo di Jambi barulah rombongan yang menjemputnya ke Tanjung Kasri tadi tibo di Jambi. Selagi tersebut perjalanan ke Jambi ke Bangko dan Tanjung Kasri kurang lebih dua minggu, gara-gara berasal dari Jambi ke Bangko memang telah tersedia mobil namun jeda tempuhnyo empat malam, tetap ke Tanjung Kasri belum masuk jalan (Jalan kaki melintas hutan),” sebut Alutral.

Singkat cerita tibalah Badu Lambun di istana negara. Ternyata, Badu Lambun bukan sendiri gara-gara di istana negara juga udah berkumpul ratusan dukun berasal dari beraneka area di Indonesia yang juga diundang untuk mengobati presiden Soekarno.

“Mereka ini diundang ada 200 san dukun berasal dari bermacam area di Indonesia. Lalu diberi semacam tes lah dan yang berhasil lewat tes tersebut yang mengobati Soekarno yang kala ini sedang sakit keras,” sebutnya.

Disinilah kesaktian Badu Lambun yang terlihat kalem atau biasa-biasa saja menonjol berasal dari dukun-dukun lainnya. Badu Lambun tanpa lihat dan menyentuh Soekarno, ia sanggup menyadari bagian tubuh Soekarno mana yang sakit, semenjak kapan Soekarno sakit dan sebagainya. Lebih-lebih Badu Lambun juga memahami apa saja tanda-tanda di tubuh sang proklamator itu.

“Menjadi beliau terpilihlah dan dipercaya mengobati Soekarno sampai sembuh. Berbulan-Bulan beliau bersama dengan Soekarno, kira-kira empat bulan, jika dihitung berasal dari berangkat sampai pulang kembali ke Tanjung Kasri tidak cukup lebih enam bulan. Berasal dari akhir th 1962 hingga tahunan 1963,”
“Selama mengobati Soekarno, beliau juga ikut pindah-pindah istana dengan Soekarno. Ikut Soekarno ke istana Tapak Siring Bali dan Istana Bogor, menjadi beliau tidak cuman mengobati penyakit Soekarno juga dipercaya melindungi Soekarno,” ujarnya.

Soekarno sembuh, selesailah tugas Badu Lambun dan saatnya dukun sakti berasal dari pedalaman Jambi ini pulang ke kampung halamannya Tanjung Kasri.
Sebelum pulang ke Tanjung Kasri, Soekarno&Nbsp; mempersilakan Badu Lambun meminta hadiah yang diinginkannya sebagai ucapan menerima kasih. Ternyata Badu Lambun bukan meminta hadiah emas, mobil atau barang berharga lainnya yang sanggup saja ia dapati dikarenakan meminta hadiah bersama dengan seorang presiden.

Badu Lambun semata-mata minta hadiah yang diucapkannya bersama kalimat “Tak lekang dek paneh dan tak lapuh dek hujan”. Permintaan Badu Lambun ini menyebabkan Soekarno bingung, lalu disampaikanlah oleh penerjemah ke Soekarno bahwa yang diminta Badu Lambun adalah sehingga dibukakan jalan aspal ke desanya Tanjung Kasri.

Soekarno segera menghubungi Gubernur Jambi selagi tersebut dan meminta mengakses jalan ke Tanjung Kasri. Tetapi klarifikasi Gubernur Jambi selagi tersebut bukan sangat mungkin dapat terhubung jalan aspal ke Tanjung Kasri.

“Sementara tersebut jalan baru tersedia berasal dari Jambi ke Bangko, jeda tempuhnyo pakai mobil empat malam. Waktu berasal dari Bangko ke Jangkat apa ulang ke Tanjung Kasri belum dibuka jalan, menjadi bukan terlalu mungkin saat tersebut memicu jalan aspal ke Tanjung Karsi. Menjadi beliau (Badu Lambun) selagi tersebut telah berpikir untuk orang tak terhitung,” kisahnya.

Bukan terpenuhinya permintaan buka jalan aspal ke kampung halamannya, juga bukan mengakibatkan Badu Lambun meminta hadiah berharga lainnya. Badu Lambun hanyalah meminta suatu radio sebagai kenangan dan tersebut dibawanya pulang ke kampung halamannya Tanjung Kasri.

“Sayo masih ingat beliau bawa radio mereknya transistor,” kata Alutral nyambi meragakan ukuran radio itu bersama dengan tangannya.
Sepulangnya ke Tanjung Kasri, Badu Lambun masih konsisten layaknya sedia selagi menopang mengobati orang berasal dari beraneka area yang membutuhkan bantuannya. Sampai ia merantau ke Sebelat (Kala ini masuk Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu) dan bersawah di wilayah tersebut sampai ia wafat tahunan 1981.&Nbsp;

Alutral B Serampas menyebutkan bukan lama sehabis Badu Lambun wafat, tersedia berasal dari Kodim menemui pihaknya mengusulkan supaya makam Badu Lambun dipindahkan ke Makam Pahlawan.

“Dikarenakan beliau beramanah agar makamnya bukan dipindahkan berasal dari situ (Sebelat). Maka kala tersebut kita bukan bersedia. Tapi belakangan ini kita anak, cucu keturunanya kesulitan untuk ziarah ke makam beliau gara-gara lokasinya,” kata Alutral pensiunan pegawai PU Merangin mengakhiri ceritanya.

Mengenai Badu Lambun ikut berpindah-pindah istana dengan Soekarno ke Tapak Siring dan Istana Bogor selama mengobati orang nomor satu di Indonesia tersebut, juga diceritakan Hj Rosmawati SP d, Istri Alutral B Serampas.&Nbsp;

“Th 1989 Sayo ado ke Bali. Jalan-Jalan dan hingga di Istana Tapak Siring Bali. Waktu tersebut tersedia penjaga istana menyapa dan menanyakan berasal berasal dari mana. Ibu berasal dari mana (Menirukan penjaga istana Tapak Siring Bali). Sayo jawab berasal dari Jambi. Mendengar Sayo mengatokan berasal dari Jambi,&Nbsp;

penjaga tersebut juga bercerita bahwa pernah tersedia dukun sakti berasal dari Jambi ikut presiden Soekarno ke Istana Tapak Siring,” katanya.

berasal dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Heboh KDRT di Indonesia, Mari Kenali Bentuk KDRT dan Solusinya - dirangkum drg Wanni

Pentingnya Ilmu Manajemen Keuangan didalam Kehidupan Sehari-Hari

SINOPSIS FILM TENTANG POLISI KOREA ‘The Policeman’s Lineage’